Phalonk, Pelukis asal Lombok Go Internnasionnal
Tak Menyangka Karya Tembus Tiga Terbaik Dunia
Berangkat dari ketertarikan dan kegemaran terhadap corat coret sejak jadi pelajar, mengantarkan Saparul Anwar atau biasa disapa Phalonk, karya berhasil tembus Internasional.
Phalonk, ada nama popular di dunia sepi rupa. Penampilan nampak seperti seniman pada umumnya.
Rampat panjang yang diikat seadanya. Baju polos kain dan sederhana, kian jadi warna sehari-hari dari pemuda asal Lendang Nangka, Lombok Timur.
Tapi siapa sangka. Kesederhanaan ditunjuk berbanding terbalik prestasi mendunia.
Phalonk, adalah pelukis yang prestasi sudah diakui ditingkat internasional.
Dibuktikan dalam even “ Internasional Vusual art exhibition” yang diikuti sebanyak 161 seniman pelukis berasal lintas benua yakni Asia, Eropa, Amerika, Afrika dan Australia, karya phalonk berhasil menyabet karya terbaik ke tiga, yang digelar di Perancis, baru-baru ini.
Ia pun tidak menyangka karya bisa menyabet prestasi terbaik ke tiga tingkat internasional.
Mengingat, dalam even internasional itu dirinya harus bersaing dan berkompetisi para seniman dari seluruh dunia.
“ Ini sungguh prestasi tidak saya sangka,” kata pemuda kelahiran 1991 tersebut.
Baginya, mengikuti even seni rupa tingkat internasional atau dunia tidak lah mudah. Ia pun mengaku sempat bimbang untuk mengikuti even berkelas internasional tersebut.
Namun demikian, dengan dorongan dan support keluarga, teman dan sahabat, ia pun memantapkan diri mengikuti even bergengsi para pelukis ditingkat internasional tersebut.
Selain itu, dirinya pun diundang oleh pihak penyelenggara untuk mengikuti even bergensi berkelas dunia.
Even bergensi para pelukis itu digelar setiap tiga tahun sekali.
Alhasil. Karya phalonk pun menyabet terbaik ke tiga di even tersebut.
“ Tidak menyangka saja, karya saya bisa menyabet karya terbaik ke tiga,” imbuhnya.
Sebelum karya phalonk diakui ditingkat internasional. Karya alumnus Institut Seni Seni Indonesia (ISI) Jodjakarta sudah diakui dan memperoleh tempat di tingkat nasional.
Misalnya, dalam even Kriya World di Jodjakarta pada tahun 2015 lalu. Even itu diikuti oleh para pelukis dari seluruh daerah di Indonesia, hasil karya berhasil keluar jadi terbaik se-Indonesia.
Dengan berbagai hasil karya lukis dihasilkan itu, phalonk sempat dinobatkan sebagai pelukis muda berprestasi.
Usia relatif muda, telah banyak menorehkan prestasi baik skala nasional dan internasional.
Di tahun yang sama, dia kembali menyabet gelar serupa. Kali ini pada ajang disnatalis enam negara yakni Malaysia, Hungaria, Singapura, Jerman, dan Indonesia.
"Tahun 2015 baru naik ke galeri nasional dan mendapat penghargaan 100 seniman perupa muda Indonesia," ucapnya.
Ia mengaku prestasi sudah diperoleh tak membuat dirinya berpuas diri.
Sebagai seniman, dirinya dilarang berpuas dirinya. Seniman tidak boleh vakum untuk terus berkarya.
Keterampilan dan skill melukis harus terus diasah bahkan ditingkatkan.
Dengan begitu, Ia bisa terus menghasilkan karya lukisan terbaik.
Jika seniman itu vakum, maka bersiap untuk tenggelam tersendirinya.
“ Kemampuan melukis wajib harus terus kita asah. Dengan begitu, karya terbaik bisa dihasilkan,” paparnya.
Sebagai putra asli NTB, phalonk pun memiliki harapan terkait seni rupa di NTB.
Kedepan, dia berharap ekosistem seni rupa NTB atau khususnya di Lombok bisa terbentuk dan itu akan sangat membantu sekali bagi para seniman atau pelukis lokal dan tak lupa juga para seniman harus saling berjejaring dalam membangun seni rupa karena mau tidak mau lombok sendiri akan menjadi pintu dunia terutama mandalika sendiri yang menjadi pusat perhatian dan sudah mulai dilirik oleh banyak kalangan.
“ Kita harapkan NTB sendiri bisa menjadi barometer atau jantungnya seni rupa Indonesia,” paparnya.
Sebagai pelukis, baginya hambatan itu terletak pada diri sendiri. Apakah diri sendiri mau serius atau tidak menekuni dunia seni rupa atau hanya sekedar tahu saja.
Bagi phalonk, seni rupa sudah jadi bagian dari kehidupan sendiri. Tantangan menurutnya, adalah bagaimana jadikan tantangan itu untuk bisa terus bereksprimen dan eksplorasi untuk bisa menghasilkan karya terbaik.
“ Jadi seniman itu tidak gampang. Butuh proses berdarah-darah,” pungkasya.
Belum ada Komentar untuk "Phalonk, Pelukis asal Lombok Go Internnasionnal"
Posting Komentar