Perjuangan Mereka Berhasil Sembuh Dari Covid-19


Seakan-akan Kematian Dekat, Kunci Lawan Pikiran Negatif

 Tercatat hingga per 29 Juli 2020, kasus positif Covid-19 di NTB sebanyak 19.663 orang, yang sudah sembuh 16.907 orang, meninggal dunia 681 orang dan masih positif sebanyak 2.075. 

 Ada sederet kisah perjuangan mereka berhasil sembuh dari virus Covid-19 tersebut. Anggota DPRD NTB dapil kota Mataram Made Slamet tak menyangka diri akan terpapar Covid-19. Ketua DPC PDIP kota Mataram dirawat RSUP selama lebih dari dua pekan. Ia tak mengetahui dari siapa dirinya tertular. Ia mengaku lalai dalam menerapkan protokol kesehtan (prokes) saat bertemu konstituen. Akibatnya ia terpapar Covid-19. “ Saya abai dan ceroboh,” ungkapnya. 

 Ia menuturkan, dirinya memutuskan untuk memeriksa diri, saat ia mengalami gejala demam, dan pusing. Bahkan, ia sempat mengalami kesulitan bernafas. Alhasil, dalam pemeriksaan dinyatakan positif Covid-19. Anak dan istri pun tertular. “ Kita tidak perlu ditutup-tutupi koh. Ini bukan aib,” ungkapnya. Pada awalnya, ia memilih untuk melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah. Tetapi karena kondisi tubuh terus lemah dan demam tidak kunjung berhenti, 9 Juli masuk RSUP untuk peratawan. Butuh perjuangan untuk pasien Covid-19 untuk sembuh. 


 Dia mengaku, sempat shock dan tergunjang saat mengetahui dirinya terpapar. Bahkan, dirinya sulit tidur saat menjalani perawatan di RSUP. Seakan-akan bayangan kematian dekat. Halusinasi peristiwa di masa lalu pun muncul kembali dibenak pikirannya. Seolah-olah dunia baginya akan berakhir. Ia tak mengetahui apakah kondisi dialami akan membaik, atau justru makin memburuk. “ Mental kita pertama kali diserang. Saya lebih banyak tidak bisa tidur,” tutur mantan wakil ketua DPRD kota Mataram tersebut.

 Kondisi mental sangat ditentukan oleh pikiran. Pikiran-pikiran negatif menghantui dirinya. Jika pikiran negatif itu dibiarkan, dipastikan berpengaruh imunitas atau daya tahan tubuh. Dia mengaku sempat sulit untuk melawan pikiran negatif tersebut. Kondisi pun semakin tertekan, setelah mengetahui anggota DPRD Dompu yang juga terpapar Covid-19 meninggal dunia dalam perawatan di RSUP. Ruang perawatan dirinya berada disebelahnya. 

 Begitu juga setelah dirinya mendengar kabar meninggal Sekretaris DPD Partai Demokrat NTB, Zainul Aidi akibat terpapar Covid-19. “ Imunitas tubuh saya sempat drop, setelah mengetahui kematian rekan atau sahabat juga terpapar Covid-19,” ungkapnya. Ada dukungan dan motivasi keluarga, sahabat dan terutama tenaga kesehatan yang merawat, membuat ia terus kuat untuk melawan berbagai pikiran negatif. Agar dirinya bisa lebih fokus menjalani perawatan. Dirinya memutuskan tidak bersentuhan dengan HP. Kabar kematian pasien Covid-19, dan berita negative lainnya yang berseliweran di WhasApp terkait Covid-19 kian meneror mental.


 Pikiran-pikiran negatif makin sulit dilawan. Pasien Covid-19 tidak diperbolehkan berpikir relatif berat. Proses penyembuhan makin lama. Bahkan, sebaliknya kondisi kesehatan bisa makin memburuk. Sebab itu, pasien covid harus tetap bahagia, senang dan enjoy serta selalu berpikiran positif. “Cepat atau lambat kita sembuh, tergantung dari imunitas tubuh kita. Jika imunitas tubuh kita lemah, proses penyembuhan makin lama,” imbuhnya. 


 Meski dirinya sudah dinyatakan sembuh dan keluar dari RSUP tanggal 28 Juli lalu. Ia tetap harus menjalani isolasi mendiri selama 14 hari kedepan. Hanya saja, isolasi mandiri dilakukan di rumah. Tetapi harus terpisah dengan keluarga. Made berharap masyarakat agar patuh dan taat terhadap prokes. Baginya, virus Covid-19 itu tidak boleh disepelekan.


 Pengalaman dirinya terpapar Covid-19 dan harus menjalani perawatan lebih dari dua pekan, menjadi pengalaman sangat berharga. Taat terhadap prokes, semata-semata untuk menjaga dan menjamin kesehatan diri sendiri. Jika sudah terpapar Covid, baru rasa penyesalan akan timbul. “ Jangan sampai kita jadi kurir pembawa virus bagi keluarga kita sendiri,” liriknya. 


 Pengalaman hampir sama dirasakan Handrianto. Dia tak mengetahui dari siapa dirinya tertular virus tersebut. Dalam perawatan di RSUP akibat sulit bernafas dan dada sesak, ia sempat dibantu alat pernapasan. Ia mengaku seakan-akan kematian akan menjemput dirinya. Tidak boleh dikunjungi keluarga dan harus diisolasi, kian memperberat mentalnya. Ia tidak boleh berinteraksi dengan siapapun, terkecuali dokter atau perawat. Namun dengan tekad dan kemauan untuk sembuh, dia bisa melewati itu semuanya. “ Jangan sekali-kali abai prokes. Jika anda tak mau menyesal saat terpapar,” pesan singkatnya.**


Belum ada Komentar untuk "Perjuangan Mereka Berhasil Sembuh Dari Covid-19"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel