Kisah Irham Memperkenalkan Kopi Sajang Sembalun
Dipercaya Sebagai Juri Nasional Tester Kopi
Irham kini memetik hasil dari kerja keras memperkenalkan dan promisi kopi sajang atau lebih dikenal sebagai kopi arabika sembalun.
Kopi Sajang ini sudah dikenal luas. Bahkan di seluruh Indonesia. Itu tidak terlepas dari ikhtiar dilakukan Irham sebagai pengusaha muda kopi asal Sajang Sembalun.
Alhasil. Dari kerja keras promosikan kopi sajang Sembalun itu, Irham menjadi salah satu penentu harga kopi sajang atau kopi arabika Sembalun.
“Dari tahun 2013, tiang jadi salah satu penentu harga kopi sajang atau kopi arabika Sembalun,” tuturnya.
Tak cuma disitu. Dari kerja keras itu, Irham juga memperoleh apresiasi sebagai pengusaha muda kopi terbaik se-Nusantara, dalam pertemuan pengusaha kopi digelar Banyuwangi pada 2016 lalu.
Dia juga sempat dipercaya sebagai juri nasional untuk tester kopi. Sebagai juri, dirinya harus memberikan penilaian objektif terkait cita rasa kopi yang berasal dari seluruh wilayah di Indonesia.
Dengan begitu, bisa ditentukan kopi mana memiliki kualitas cita rasa terbaik.
Sebagai pengusaha, setiap acara diluar daerah, dengan membawa produk atau brand lokal, dirinya selalu menggunakan kesempatan itu untuk perkenalkan dan promosikan kopi sajang Sembalun.
Media sosial (Medsos) juga jadi salah satu sarana dipergunakan dan dimanfaatkan secara efektif untuk promisikan produk kopi Sajang Sembalun.
Pelan tapi pasti. Promosi dilakukan membuahkan hasil. Kopi sajang Sembalun semakin dikenal luas. Bahkan, sejak 2017 hingga 2021, Kopi sajang Sembalun. Atau diluar daerah dikenal kopi NTB, tercatat sebagai harga kopi tertinggi di Indonesia.
“ Alhamdullilah. Pada 2017 kopi sajang atau kopi NTB, tertinggi harganya di Indonesia sampai 2021,” ucapnya.
Kendati demikian, Apa dicapai Irham melalui proses tidak mudah.
Dia menuturkan, keputusan dirinya belajar banyak tentang kopi.
Kemudian memilih jadi pengusaha kopi, tidak terlepas dari apa dialami orang tuanya. Sekitar tahun 2002, orang tua mengajak para petani di Sajang untuk menanam kopi jenis arabika.
“ Karena ikut orang tua, dari situ saya banyak belajar,” kenangnya.
Namun demikian, yang jadi problem dari kopi arabika saat itu adalah harga relatif murah.
Sehingga orang tuanya, pada waktu itu dibicarakan yang tidak enak sama petani setempat.
Hal itu membuat dirinya, berkata sama orang tua, bahwa jika para petani atau kelompok petani, tidak mau menanam kopi arabika.
Maka dirinya akan mengambil alih terkait penanaman kopi arabika sajang dan promosinya
“Orang tua pun sempat tidak yakin dengan keputusan itu. Karena saat itu saya masih duduk dibangku SMA,” ungkapnya.
Dengan kerja keras dan semangat tak kenal menyerah. Irham ingin membuktikan bahwa kopi sajang bisa jadi mahal dan mampu meningkatkan kesejahteraan petani.
“ Karena omongan tidak enak (para petani.red), membuat dirinya makin semangat membuktikan hal itu,” terangnya.
Apa dilakukan Irham juga tidak terlepas, dari keinginan dan tekad memajukan Desa Kelahiran Sajang sembalun.
Dia menuturkan, dulunya Sajang adalah gubuk yang kumuh dan tertinggal, saking tertinggalnya dirinya kerap di bully di sekolah kalau di tahu dari sajang.
Sebab itu, dirinya bertekad bagaimana Desa Sajang bisa dikenal orang.
“ Tekad kita bagaimana sajang dikenal luas orang,” imbuhnya.
Keberhasilan dicapai sebagai pengusaha muda kopi. Membuat Irham kini terus berupaya agar bisa mengembangkan dan memajukan Desa Kelahiran Sajang.
Salah satu upaya dilakukannya, dengan membuka glamping atau perkemahan diatas lahan seluas 3 hektar.
Dari glamping dibuka itu, pihaknya mampu merekrut 24 pemuda sebagai pekerja tetap dikawasan tersebut.
Mereka juga dipekerjakan sebagai guide tur dan jasa foto.
Kendati pada awalnya, pihaknya cukup susah menyakinkan masyarakat terkait pembukaan glamping tersebut.
“ Target kita supaya bisa bermamfaat untuk orang banyak dan bisa menguranggi tingkat penganguran,” pungkasnya.****
f- Irham, Pengusaha Muda Kopi Sembalun
Belum ada Komentar untuk "Kisah Irham Memperkenalkan Kopi Sajang Sembalun"
Posting Komentar