Spirit Kurban dalam Konteks Kebangsaan

 Penulis : Ahmad Yani ( Pemerhati Masalah Sosial dan Politik ) 


 Hari Raya Idul Adha, atau yang di kenal dengan juga dengan sebutan Hari Raya Kurban – Hari raya yang juga di tandai Jutaan Ummat Muslim dari berbagai Belahan dunia, yang sedang melakukan Wukuf di Padang Arafah yang merupakan Puncak dari rangkaian Ibadah Haji di Tanah Suci. Hari Raya Kurban di latar Belakangi dari Suatu Peristiwa Monumental yang terjadi Pada Beribu – ribu tahun yang silam – pada sosok hamba Allah yang bernama Ibrahim AS dan Putranya yang bernama Ismail AS. 

 Peristiwa Monumental yang ditandai Kepasrahan Total seorang Hamba Allah Ibrahim AS dan Putranya Ismail AS untuk mengorbankan apapun yang mereka miliki untuk Melaksanakan Perintah ALLAH yang Kuasa secara total – Walaupun ALLAH SWT memerintahkan kepada Ibrahim AS untuk mengorbankan Putra Kesayangan dan Kebanggannya Ismail AS untuk di Sembelih sebagai wujud Pembuktian Ketaqwaan Ibrahim AS dan Putranya Kepada ALLAH Azzallah. 

Perintah ALLAH Azzalah diterima dengan Tawakkal dan Ikhlas oleh Ibrahim AS untuk dilaksanakan sebagai Wujud Kepasrahan Total Ibrahim terhadap segala kehendak dan ketentuan yang sudah digariskan oleh ALLAH Azzalah. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh Putranya Ismail AS yang bersedia untuk di sembelih oleh Ayahnya ( Ibrahim ) sebagai wujud kepasrahan total Ibrahim terhadap segala kehendak dan ketentuan yang sudah digariskan oleh ALLAH Azzalah. Mereka menyadari sepenuh hati ( Ibrahim dan Ismail ) segala sesuatu yang ada di Muka Bumi adalah Milik ALLAH semata dan akan kembali lagi kepada ALLAH. 

 Akhirnya, Dengan Ketaqwaan dan Keikhlasan yang tinggi Ibrahim AS melaksanakan Perintah ALLAH untuk menyembelih Ismail AS. ketika Ibrahim AS sedang mengarahkan mata Pisau yang dipegangnya ke leher Putranya Ismail AS – ALLAH Azzalah menurunkan Rahmatnya dengan Mengganti Sosok Ismail AS dengan seekor Domba, yang dagingnya kemudian dibagi-bagikan kepada para Fakir Miskin. ALLAH Azzalah Menguji ketaqwaan dan Keihklasan yang ada Pada diri Ibrahim AS dan Putranya Ismail AS untuk melaksanakan segala yang diperintahkan dengan kepasrahan total – Ibrahim dan Ismail mampu melewati Ujian dengan Taqwa dan Ihklas. 

 Hari Raya Kurban Mengandung Spirit yang Luar Biasa bagi Ummat Muslim tentang Arti dari sebuah Pengorbanan dan Kepedulian terhadap sesama. Untuk diketahui, Indonesia adalah Negara dengan Ummat Muslim terbesar di Dunia – Bagaimana selama ini spirit berkurban mampu diimplementasikan oleh Ummat Muslim dalam Konteks Kebangsaan kita saat ini ??. Spirit Pengorbanan dan Kepedulian terhadap sesama, sebagai Wujud ketaqwaan dan Keikhlasan terhadap Perintah ALLAH yang Maha Penyayang dan Pengasing – Sangat Tepat untuk kita Implementasikan melihat konteks kehidupan kebangsaan kita saat ini. 

 Negeri ini seolah-olah tidak ada habisnya di Rundung duka, Nestapa dan Skandal Hukum di kalangan para Pemangku kebijakan. Bencana datang silih berganti di negeri ini – Gempa Bumi Sinabung, Banjir Bandang Wasior, Gempa Bumi dan Tsunami Mentawai, Erupsi Merapi dan Bencana lainnya dengan korban jiwa dan Material yang tak sedikit. Tetapi kita Patut bersyukur - Melihat kepedulian, kebersamaan dan Empati Sosial yang ditunjukkan oleh Rakyat kebanyakan. 

 Mereka bahu membahu untuk memberikan apa yang mereka miliki dan menggalang berbagai bantuan untuk mengeriangkan beban mereka yang sedang tertimpa bencana di berbagai daerah ditanah Air. Rakyat kebanyakan – Mulai dari Anak-anak, orang tua, Mahasiswa, Pelajar, Pekerja jauh lebih cepat, gesit, cerdas dan lebih memiliki semangat rela berkorban untuk sesama yang sedang tertimpa Musibah dan Penderitaan ketimbang mereka yang punya Pangkat, Jabatan, dan Harta ( Para Pemimpin ). 

 Rakyat kebanyakan jauh memiliki Rasa semangat memberi dan berkorban – kita saksikan bagaimana para Relawan yang berasal dari berbagai lapisan Masyrakat, berjuang dan bekerja keras siang dan Malam tanpa Pamrih di daerah bencana untuk membantu mereka yang sedang tertimpa bencana. Bahkan tidak jarang para Relawan tidak memperdulikan keselamatan dirinya sendiri. Demi untuk bisa memberikan yang terbaik kepada para korban bencana, seperti yang terlihat dalam bencana merapi. Semangat Rela Berkorban yang ditunjukkan rakyat kebanyakan, Sungguh sangat Kontras dengan sikap dan Perilaku yang dpertontokkan oleh Para Pemimpin bangsa ini. 

Kita bisa saksikan bagaimana para Elit negeri ini, seolah-olah menunjukkan kepedulian dan empati sosial, setelah menerima Kritik dan Cibiran dari Publik terhadap Sikap dan Perilaku para Elit negeri ini yang hanya sibuk dengan urusan mereka sendiri – DPR sibuk dengan Urusan Studi banding ke luar Negeri, Presiden Sibuk dengan Urusan Lawatannya ke berbagai Negara dan Para Pejabat lainnya sibuk dengan Pekerjaan Masing-masing. Ketika Para Elit negeri ini – turun ke lokasi bencana dan menunjukkan rasa Kepedulian dan Empati sosialnya, mereka lebih menginginkan untuk mendapatkan liputan dan Publikasi yang luas dari berbagai Media Massa, seolah-seolah mereka mau menunjukkan kepada Khalayak bahwa mereka adalah orang-orang yang memiliki kepedulian dan Empati sosial yang tinggi.

 Tetapi pertanyaannya Kemudian, Apakah Para Elit negeri ini akan memiliki semangat Rela berkorban dan berbagi dengan sesama tanpa harus dapat Liputan dan Publikasi yang luas dari berbagai Media Massa ??. Tidak sedikit dari pada Elit negeri ini, hanya menjadikan peristiwa bencana yang terjadi sebagai ajang untuk Politik pencitraannya – bahwa mereka adalah orang-orang yang memiliki kepedulian dan empati sosial yang tinggi. Para Elit Negeri ini sudah sepertinya kehilangan semangat Rela Berkorban untuk mendahulukan kepentingan Bangsa dan Negara di atas kepentingan Pribadi dan kelompok. 

Semangat Mendahulukan kepentingan Pribadi dan kelompok jauh lebih kuat di antara Para Elit di Negeri ini – terlihat dari berbagai Krisis dan Skandal yang terus terjadi di antara Pemangku kebijakan di Negeri ini – seolah-seolah mereka orang yang tidak memiliki keyakinan akan adanya Tuhan yang Maha Melihat dan akan Meminta Semua Pertanggung Jawaban atas apa yang telah Mereka Pimpin dan Perbuat. Akibat Perilaku dan Perbuatan Para Elit di Negeri ini yang sudah kehilangan Semangat Rela Berkorban, kehilangan Empati sosial dan kehilangan Hati Nurani – Negara terancam menjadi Negara Gagal ( Failed state ). 

 Indikasi Negara Gagal ( Failed State ) dapat terlihat dari Krisis dan Skandal yang terus terjadi dalam Pengelolaan Bangsa dan Negara ini. Pertama, Krisis Kebangsaan “ Harga diri Bangsa Indonesia telah Hilang sebagai Negara yang berdaulat, Karena Kekayaan Alam Bangsa ini telah dipersembahkan secara total untuk di keruk dan di nikmati oleh Asing – Lihat Kasus Penjualan BUMN PT. Krakatau Steel yang dilakukan para Pemangku kebijakan. 

 Kedua, Krisis Kenegaraan “ Terjadi Benturan Antara Lembaga Negara – Akibat terlalu besarnya Syahwat para Elit negeri ini untuk mempertahankan kekuasaannya, ketimbang semangat Rela berkorban untuk kepentingan Bangsa dan Negara. Ketiga, Krisis Kesejahteraan “ Tidak terbantahkan lagi jumlah Kemiskinan semakin Meningkat, Beban kehidupan Rakyat semakin Berat. Sedangkan Para Pejabat Negara semakin tidak bermoral dan tidak sensitiv dengan beban kesulitan dan penderitaan Rakyatnya. 

Bukannya mereka lebih sibuk mencarikan solusi atas kesulitan dan penderitaan Rakyat, tetapi sebaliknya mereka lebih sibuk melakukan Intrik Politik untuk mengamankan kepentingan Pribadi dan Kelompoknya. Kemiskinan dan Penderitaan Rakyatnya hanya jadi Bualan kampanye para Elit negeri ini. Keempat, Krisis Moral, Para Pejabat Negara Malah terlibat dalam Praktek Korupsi. Tidak terhitung jumlah Para Pejabat Negara yang sudah merasakan Pahitnya Hotel Prodeo, Mulai dari Anggota DPR, Mantan Menteri, Gubernur, Bupati, Walikota dan Pejabat lainnya. Kita Saksikan bagaimana Mudahnya seorang Gayus Tambunan mampu merusak moral para Pejabat negara di negeri ini dengan uang yang di milikinya. 

Hukum tidak lagi menjadi Panglima di Negeri ini, tetapi Uang adalah Panglima di Negeri ini. Betapa sudah Rusaknya Moral para Petinggi negara hari ini !!. Spirit Hari Raya Kurban, Hanya sebatas Ritualitas belaka bagi Para Elit negeri ini. Tanpa mampu di Implementasikan menjadi sebuah Tindakan Nyata untuk Berkorban bagi Bangsa dan Rakyat yang di Pimpinnya.

Belum ada Komentar untuk "Spirit Kurban dalam Konteks Kebangsaan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel