Rohani dan Hamdi, Pasutri Pegiat Literasi

 

Selalu Sisihkan Sebagian Penghasilan Kegiatan Literasi


Berangkat dari hobi sama yakni membaca. Setelah menikah mereka pun aktif  bergerak di bidang edukasi dan literasi. Dengan tekad kuat keduanya mendirikan rumah baca berkembang hingga saat ini.

_________

AHMAD YANI—GIRI MENANG

__________

Dalam suatu pelatihan bagi pegiat literasi muda di Mataram, Rohani Intan Dewi dan suami lukman jadi salah satu pemateri. Pelatihan bagi pegiat literasi muda itu diselenggarakan komunitas duta damai bekerjasama Perpustakaan Nasional dan sejumlah pihak.

Pasutri ini cukup dikenal dikalangan para pegiat literasi di pulau Lombok terutama khususnya di Lombok Barat. Sejak tahun 2015, Pasutri ini mendirikan sanggar kemudian diberi nama komunitas Bale Baca Khatulistiwa.

Bale Baca Khatulistiwa didirikan dikediamanya di Labuapi, Lombok Barat.

Pendirian Bale Baca Khatulistiwa itu  sebagai bentuk kesungguhan dan kecintaan mereka terhadap literasi. Bale Baca Khatulisiwa didirikan itu hampir selalu ramai dengan anak-anak dan pelajar di sekitar tempat tinggal ingin membaca maupun aktivitas mengerjakan PR sekolah.

Pasutri itu langsung mengelola komunitas Bale Baca Khatulistiwa tersebut. Ada kurang lebih 3500 koleksi buku dimiliki.

Sebagian besar buku itu dibeli dengan menyisihkan sebagian penghasilan dimiliki  pasutri tersebut sebagai pengajar. Mereka selalu menambah koleksi buku dimiliki tersebut.

Rohani dan suaminya lukman adalah pengajar di salah satu kampus swasta di kota Mataram.

“Ini bagian penyaluran hobi kami. Dan kegiatan juga non- profit,” katanya, ditemui Radar Lombok, kemarin.

Tak sampai disitu. Pasutri itu terlibat aktif dalam mengekampanyekan dan menyebarkan virus literasi kepada masyarakat di  pelosok di Pulau Lombok.

Aktivitas literasi dilakoni itu dibiayai secara swadaya. Termasuk dengan menyisihkan sebagian dari penghasilan dimiliki pasutri tersebut.

Berbagai kawasan pelosok misalnya ada di daerah Sekotong, Lombok Barat dan Ekas Jerowaru, Lombok Timur jadi sasaran kegiatan literasi.

Suka dan duka melakoni kegiatan literasi di daerah pelosok sudah dialami. Meski mereka lebih banyak merasakan suka dengan aktivitas literasi di lakoni di daerah pelosok tersebut. Ada berbagai temuan dan hal baru diperoleh mereka.

Termasuk mereka menemukan bahwa sesungguhnya minat baca masyarakat di daerah pelosok tidak rendah. Hanya saja, Masyarakat kesulitan akses untuk memperoleh buku bacaan bermutu dan berkualitas.

Sehingga berpengaruh terhadap minat baca dimiliki masyarakat setempat.

“Tinggal bagaimana sekarang semua pihak, Tak hanya mengandalkan pemerintah. Menyediakan akses masyarakat setempat bagi buku bacaan mutu dan berkualitas,” terangnya.

Bahkan, Menurutnya ada perubahan perilaku dari masyarakat setempat dimana kegiatan literasi digelar tersebut.

Mereka mulai mencoba menerapkan apa jadi materi buku dibaca tersebut.

Dengan menggandeng sejumlah pihak lainnya. Aktivitas literasi digelar itu juga membagikan buku tulis, Tas dan seragam sekolah.

Selain itu, Dalam kegiatan dan kampanye literasi masyarakat tidak harus melulu dorong dan berupaya meningkat minat baca.

Tetapi bagaimana juga, lanjutnya, Masyarakat didorong untuk menulis. Dengan begitu. Masyarakat terutama anak-anak dan pelajar bagaimana menuangkan ide, pikiran dan gagasan dimiliki dalam sebuah tulisan.

“Masyarakat juga perlu kita dorong membuat karya sendiri dalam bentuk tulisan,” ucapnya.

Baginya, Penyediaan wahana membaca atau literasi bagi masyarakat, Tidak melulu harus jadi tugas dan tanggung jawab pemerintah.

Tetapi bagaimana berbagai pihak terutama kelompok atau komunitas bergerak di bidang edukasi dan literasi berkolaborasi dan bahu membahu menyediakan akses bagi masyarakat terhadap literasi.

Dengan semangat literasi  terus ditularkan dan disebarkan ke masyarakat, Tentu diharapkan terus bisa memberikan kontribusi dan sumbangsih positif bagi perubahan perilaku masyarakat dan peningkatan kualitas SDM.

“Tentu ditunjang akses literasi atau bahan baca memadai. Itu tugas dan tanggung jawab kita bersama,” pungkasnya**


Belum ada Komentar untuk "Rohani dan Hamdi, Pasutri Pegiat Literasi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel